Dropdown Menu inside a Navigation Bar

Click on the "Dropdown" link to see the dropdown menu.

Senin, 20 Oktober 2014

Pemimpin Baru Harapan Baru

     
 ^
Gambar bersumber dari bisnis.liputan6.com
     Ya OSIS turut berbahagia atas dilantiknya Bapak Ir. Joko Widodo dan Bapak Drs. Moh. Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden RI. Setelah pergulatan panjang selama pemilihan, akhirnya kita sampai ke pelantikan pemimpin baru. Dalam pelantikan pak JokoWi-JK kita mendengar pidato perdana pak JokoWi. Mimin akan mengutip penggalan kalimat pidatonya: "Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya, bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan". Ya inilah saatnya, seharusnya kita bisa bersatu dalam satu keluarga untuk maju bersama. Sebagai keluarga Mardi Yuana, hendaknya kita bisa toleran, mau bekerja sama, dan bersifat inklusif. Membuat perbedaan menjadi kekuatan.
     Kutipan ini sangat menyentuh bagi kita yang terdiri dari berbagai macam etnis, budaya, suku, agama, dsb. Seharusnya kita bisa bersama-sama menuju kemajuan. Maju dan dapat berdiri di atas kaki sendiri. Kita bisa memulai dengan lingkup kecil yaitu keluarga dan kelas kita. Hendaknya kita dapat bekerja sama dengan anggota keluarga maupun didalam kelas. Namun kali ini mimin akan menyoroti kebersamaan didalam kelas. Seringkali kita tidak mau bekerja sama dengan teman kita. "Ahh gak mau ahh sama si cabe mahh.. ", "Ahh dia mah gak kerja bu!", "Dih, sekelompok sama si ampas." Kita tidak perlu munafik, bawasanya kita terkadang seperti itu. Stop! Jangan lagi kita bersikap eksklusif. Mulai bangun tradisi baru! Mulailah untuk mau bekerja sama menuju kemajuan bersama. Memang pada awalnya akan sulit, apalagi kalau sudah terbiasa dengan sifat seperti itu. Namun, tidak akan ada kata terlambat untuk berubah menjadi baik. Ayo sadari dan berubah! Menuju Indonesia baru yang hebat, dnegan cara kecil seperti yang mimin sebutkan.
     Selanjutnya mimin mengutip lagi pidato Pak JokoWi yang berbunyi: "Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh Konstitusi". Ya, apa yang dapat kita resapi dari penggalan kalimat diatas? Hendaknya kita bisa melaksanakan hak dan kewajiban-kewajiban yang sudah diberi pada kita. Selayaknya kita sebagai siswa dapat membawa kemajuan dnegan melaksanakan belajar sebagai kewajiban. Masa? Beneran tah kalo belajar bisa bawa perubahan? Ya, ada keterkaitan antara pemenuhan kewajiban dengan kemajuan bangsa. Kita semua adalah penerus bangsa, bayangkan jika kita semua tidak dapat menguasai materi di sekolah. Bagaimana dewasa kita? Mungkin Bu Endang akan bilang gobloke, tapi akan menjadi fatal apabila penerus bangsa tidaklah berkualitas. Kualitas seperti apa? Apa hanya akademik? Tidak! kualitas yang diperlukan bangsa adalah akademik, moral, dan karakter. Ketiganya haruslah kita mulai tanam sedini mungkin. Emangnya ada pelajaran karakter di SMP? Tidak! Tidak secara langsung. Dalam hidup bersekolah kita, kita belajar untuk memulai karakter yang 
baik.           
     Karakter untuk hidup bermasyarakat yang baik seperti: Sopan santun, memberi sapa kepada sesama, menyalam guru, dsb. Juga tidak berbuat yang tidak lazim seperti mencuri, dsb. Ini harus kita mulai dari sekarang. JIka kita dapat mengembangkan ketiganya, bukankah nanti Indonesia dapat semakin maju? Bagaiomana jika ketiganya tidak sejalan-seirama? Maka akan terjadi seperti yang sekarang terjadi. Orang pintar jadi bos tapi kerjanya korupsi, orang yang baik malah dibodoh-bodohi orang licik, hanya orang yang punya uang yang berkuasa, dsb. Bagaimana negara dapat maju, jika cara menjalankan negara dilaksanakan dengan ketidak benaran diatas. Memang semua orang tidak akan ada yang pernah sempuran dalam arti benar-benar bersih hidupnya. Namun kita tidak dapat stag/ terbatas hanya dalam kondisi tersebut. Perlu ada kesadaran untuk maju dengan cara memanggul kewajiban masing-masing. Dalam konteks yang dibicarakan tadi yaitu kewajiban pelajar untuk belajar.
     Selanjutnya mimin mau membahas kutipan: "Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja". Setelah ada rasa mau bekerja sama dan toleran, dan sudah mulai sadar untuk mau menanggung tanggung jawab. Yang selanjutnya dilakukan adalah prakteknya! Selayaknya pelajaran, ketika kita mengerti teori. Kita akan melanjutkan dengan praktek yaitu bekerja. Apa jadinya kalau kita berteori baik namun tidak mempraktekannya? Maka sama saja bohong. Jadi harus ada juga kesadaran bersama untuk mau bekerja membangun bangsa mulai dari lingkup kecil. Contohnya, untuk kemajuan bersama di kelas. Kita harus mau berkerja sama, mau bekerja, mau berkorban, dan mau kena resiko pekerjaan. Contoh ketika ada HUT MY. Apa jadinya kalau suatu kelas tidak ada yang mau iktu lomba? Pasti kalah. Namun kalau semua mau secara sinergis bekerja dan berkorban, maka hasilnya akan sungguh nikmat. Tapi kalau gagal? Jangan berputus asa, tidak selamanya kita akan kalah. Kekalahan hanyalah awal kesusksesan bagi yang mau belajar, dan bekerja dari kesalahannya. Dan dengan restu Tuhan Yang Maha Esa, pasti kita berhasil.
      Kutipan lain yang ingin disebut yaitu:"Kerja besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden, Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin, tetapi membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh bangsa." Nah, hendaknya kita mau saling tolong menolong, bukan hanya membebankan satu pekerjaan pada satu pemimpin. Bukankah jika semua orang mengambil bagian pekerjaan jadi makin mudah?
     Yang terakhir, kutipan yang bagus sekali ini berbunyi: "Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung." Dalam perjalanan menuju kemajuan, kita pastinya akan emngahadapi berbagai rintangan yang menghadang. berbagai cobaan akan menguji kita. Ya terkadang, kita berputus asa atas cobaan yang ada. Tapi teman ingat! Wright bersaudara disebut orang gila sampai akhirnya menciptakan pesawat. yang malah membuat gila orang yang menyebutnya gila. Tidak selamanya hadangan adalah hadangan, dapat saja hadangan menajdi pembelajaran. Dengan hadangan, kita semakin bersemangat untuk maju bersama-sama.
     Sekian dari mimin, tapi terakhir untuk apa sih pembahasan pidato perdana Pak JokoWi? Sesuai dengan Visi-Misi OSIS 2014 untuk maju bersama secara kreatif dan aktif, dengan cara positif, berdemokrasi, dan toleran. Mimin ingin kita dapat peduli perkembangan demokrasi di Indonesia, dan juga mimin yang mewakili seluruh jajaran Pengurus OSIS. Ingin supaya kita semua dapat belajar dari pidato perdana Pak JokoWi. Belajar untuk maju bersama secara bergotong royong, dan tidak berputus asa. Mungkin pembaca sudah lelah juga ya hehehe. Sedikit (banyak kale) yang mimin sampaikan dan terima kasih. Salam tiga jari, persatuan Indonesia!
^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar