Akan diadakan Open House untuk SD Mardi Yuana pada Hari Senin, 15 Desember 2014. Acara yang akan diadakan yaitu:
Penayangan video klip, fashion show, stand pendidikan, games & door
prize, pentas seni, bazaar kreatifitas dan vokal group. Dimohon bagi
kelas-kelas untuk mempersiapkan pentas, fashion show, dan vocal
groupnya. Untuk tanggal 16 - 18 Desember akan diadakan Class Meeting
dengan CabOR: Futsal putra-putri, basket putra-putri, catur putra-putri
dan tenis meja campuran serta Senam
Pramuka & Poco-Poco. Pemilihan Ketua & Wakil Ketua OSIS diadakan
pada 18 Desember 2014 bersamaan dengan Natal bersama. Untuk merayakan
Natal ini diadakan lomba: foto Groufie, dan membuat kartu Natal, sama
membuat surat harapan. Bagi yang Katolik akan diadakan lomba membuat
lingkaran Adven. Jadi Dari Selasa sampai Kamis itu semua menjadi satu dan bernama "WUJUD SYUKUR SISWA".
OSIS SMP MYS
Dropdown Menu inside a Navigation Bar
Click on the "Dropdown" link to see the dropdown menu.
!doctype>Rabu, 10 Desember 2014
Selasa, 28 Oktober 2014
Sumpah Pemuda Ajang Perubahan Jadi Lebih Baik
^ Sumber gambar dari operadewa.wordpress.com
Salam pemuda!
Tidak disangka sudah 86 tahun sumpah sakti (cess sakti) para pemuda-pemudi Indonesia bergema. Tapi masih saktikah sumpah tersebut? Inilah refleksi dari sumpah pemuda yang katanya "kesaktiannya" memudar tersebut...
Pertama dari kelas 9A, mereka berpendapat bahwa:
Sumpah Pemuda dilahirkan oleh anak-anak muda Indonesia dari
berbagai suku, 17 tahun sebelum Indonesia Merdeka. Sumpah Pemuda adalah awal
kelahiran Indonesia Merdeka. Makna Sumpah Pemuda saat ini kita memaknainya
sebagai bentuk komitmen bersama yang bukan hanya terucap secara lisan tetapi
lebih jauh kepada tataran aplikatif dari konsekuensi sumpah pemuda itu sendiri.
Hari Sumpah Pemuda diperingati dengan refleksi tahunan pemuda. Sebelumnya,
apakah refleksi itu? Refleksi adalah salah satu kegiatan berintrospeksi diri
dnegan merenungkan perbuatan-perbuatan yang telah dilakukan pada hari itu,
misalnya apakah kita sudah peduli terhadap sesama kita, apakah kita sudah mau
berkorban demi sesama kita, dan sebagainya.
Pada Hari Sumpah pemuda ini kita harus berintrospeksi diri
dengan merenungkan perbuatan-perbuatan yang telah kita lakukan hingga saat ini.
Apakah kita sudah berguna bagi keluarga, sesama, dan juga bangsi bangsa ini?
Kita harus merenungkan apa yang telah kita berikan pada Negara kita ini bukan
mempertanyakan apa yang telah Negara ini berikan kepada kita. Jangankan untuk
Negara, untuk sesama saja kita masih acuh dan tak acuh, terlalu banyak berpikir
untuk menolong teman kita. Kita masih saja meledek teman kita walau kita tau
itu hanya sebuah candaan. Namun, tetap saja mereka bisa sakit hati akan candaan
tersebut. Asal kalian tau dari sebuah candaan bisa membuat orang menjadi
terpecah belah. Jadi kita sebaiknya harus peduli terhadap sesama kita. Bukan
mengejek dan mengucilkan teman kita. Kita sebagai pemuda sudah selayaknya atau
sudah berkewajiban untuk mengambil peran dalam pembangunan Negara. Untuk itu
kita harus belajar dengan sungguh-sungguh dan mencintai tanah air kita ini.
MERDEKA…!!! MERDEKA…!!! MERDEKA…!!!
Bagus ya, tapi mimin mau tanya. Penulisnya tau gak ya arti dari "Makna Sumpah Pemuda saat ini kita memaknainya
sebagai bentuk komitmen bersama yang bukan hanya terucap secara lisan tetapi
lebih jauh kepada tataran aplikatif dari konsekuensi sumpah pemuda itu sendiri." Kan keterlaluan kalo gak tau apa yang ditulis sendiri. Atau kalau gak tau jangan-jangan....
Selanjutnya dari 9B yang berpendapat bahwa:
Sumpah Pemuda terjadi
pada tanggal 28 Oktober 1928. Tepatnya 86 tahun yang lalu. Sumpah pemuda
memiliki makna yang sangat penting bagi Indonesia. Pengakuan Kesatuan atas
taanh air, bangsa, dan bahasa adalah wujud persatuan yang diikrarkan. Tetapi,
apakah makna dari Sumpah pemuda itu masih berlaku?
Sepertinya tidak, bagi para pemuda penerus bangsa makna itu
telah kabur. Terbukti dengan adanya tawuran dimana-mana yang dilakukan oleh
pemuda penerus bangsa. Peringatan Sumpah Pemuda tidak hanya dilakukan dnegan
upacara bendera. Tetapi seharusnya lebih ditekankan untuk mengenang dan
membangkitkan makna dari sumpah pemuda itu sendiri.
Bagi para pelajar melanjutkan perjuangan para pejuang dengan
rajin belajar. Agar saat besar nanti kita dapat memajukan nama Indonesia lewat
ilmu pengetahuan. Melanjutkan perjuangan bukan berarti berperang, tetapi dengan
belajar yang giat pun juga kitra dapat melanjutkan perjuangan pejuang Indonesia
untuk memajukan Indonesia.
Singkat, padat, jelas, yoo selanjutnya dari kelas...
9C:
Kami dari kelas 9C telah mengintrospeksikan diri kami
masing-masing. Kami tau bahwa kami masih sering melakukan kesalahan-kesalahan
yang dapat membuat teman-teman kami atau guru-guru kami kesal. Kmai masih
sering rebut di kelas, masih sering malas, amsih sering jail, masih seirng
meledek orang tua. Namun kami juga berjuang untuk menghindari semua hal-hal
tersebut.
Kami berusaha dengan kemampuan diri kami sendiriuntuk
menjadi yang lebih baik walaupun bagi kami itu sangat sulit.Yang dalam artian
karena itu merupakan kebiasaan buruk yang telah sering kami lakukan. Tapi kami
akan terus berusaha menghindarinya.
Namun sekarang tinggal bernangkat dari perilaku kita
masing-masing mau mengihindarinya artau tidak?
Sekian dan terima kasih.
Kok kesan-kesannya kaya malah buka aib kelas sendiri ya? Hahaha...
Selanjutnya dari kelas 8A, yang berpendapat (walau kayaknya bukan pendapat, tapi mengarang indah) bahwaaa..
Hai, salam pemuda!
Pada tanggal 28 Oktober ini, kita akan mengenang sekaliguis
merayakan Hari Sumpah Pemuda.
Hem… Ngomong-ngomong, apakah kalian tau, bagaimana latar
belakang dari Sumpah Pemuda? Baiklah saya akan beritau… Hehe… Begini…
Para pemuda yang tergabung dalam dalam berbagai organisasi
pemuda dan pelajar yang bersifat kedaerahan, sangat mendambakan munculnmya persatuan
nasional di kalangan pemuda. Untuk mewujudkan hal itu, pada tanggal 30 Maret
sampai dengan 2 April 1926 di Jakarta diadakan kerapatan besar pemuda-pemuda
Indonesia. Peristiwa ini dicatat sebagai Kongres Sumpah Pemuda I.
Tujuan kongres ini adalah membentuk perkumpulan pemuda yang
satu (tunggal) dengan maksud:
1.
Memajukan paham persamaan dan kebangsaan.
2.
Mempererat hubungan antara semua perkumpulan
kebangsaan.
Walaupun Kongres Sumpah Pemuda I belum berhasil mendirikan
organisasi pemuda yang bersifat Nasional, namun pemuda pelajar tidak berputus
asa. Dalam Bulan juni 1928 dibentuklah sebzuah panitia untuk persiapan Kongres
pemuda II. Susunan panitianya adalah sebagai berikut:
Ketua: Sugondol Joyopuspito.
Wakil Ketua: Joko Marsaid (Tirtodiningrat).
Sekretaris: Muhammad Yamin.
Bendahara: Amir Syarifuddin.
Kongres Sumpah Pemuda ini dimulai tanggal 27 oktober 1928.
Rapat pertama pada 27b oktober 1928 berlangsung di gedung Katholikee Jongelinee
Bond (Gedung Pemuda Katolik)di Lapangan Banteng. Rapat keduapada 28 oktober
1928 , pukul 08.00 sampai 12.00 di Geidng Oost Java. Rapat ketiga pada 28
oktober 1928 di gedung Indonesh Clubhuis, jl. Kramat Raya No. 106. Pda waktu
istirahat, W.R. Supratman (wartawan dan pencipta lagu) memint izin kepada
Sugondo Joyopuspito selaku ketua sidang untuk memperdengarkan lagu ciptaannmya
yang berjudul “Indonesia Raya”. Para hadirin sangat terpukau mendengar lagu
ciptaan Wage Rudolf Supratman melalui gesekan biolanya. Demikianlah untuk
pertama kalinya Indonesia Rayadinyanyikan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Keputusan penting pada Kongres Pemuda II adalah ikrar
“Sumpah Pemuda’. Isi Sumpah Pemuda tersebut, ialah:
1.
Kami putera- puteri Indonesia, mengaku bertumpah
darah satu, tanah Indonesia.
2.
Kami putera- puteri Indonesia, mengaku berbangsa
satu, bansga Indonesia.
3. Kami putera-putri Indonesia, menjunjung tinggi
bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Yah… Setidaknya ringkasan diatas ini sudah cukup memberikan
gambaran tentang masa lalu. Kita harus ikut serta mempunyai semangat ya..
Karena setelah adanya peristiwa Sumpah Pemuda ini, perjuangan Bangsa Indonesia
semakin dijiwai semangat persatuan dan kesatuan. Perjuangan ini memuncak pada
peritiwa penting tanggal 17 Agustus 1945. Semangat Sumpah Pemuda telah berhasil
mempersatukan langkah perjuangan Bangsa Indonesia. Perjuangan yang bersifat
kedaerahan sudah ditinggalkan. Dengan tercapainya kemerdekaan bangsa kita, maak
usaha mengurus dan mengatur Negara dapat dilakukan oleh bangsa kita sendiri.
Persatuan dan kesatuan bangsa harus tetap dibinakarena dalam mengisi
kemerdekaan pun mutlak masih diperlukan. Dengan Sumpah Pemuda, semangat
persatuan dan kesatuan serta kepentingan bangsa dan Negara diletakan di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
Seharusnya bagi para pemuda-pemudi remaja seperti kita ini mencontoh
gelora semangat para pemuda yang dulu. Dengan gigih mereka ingin merebut
Kemerdekaan Indonesia. Kita sadar.. Indonesia harus merdeka.. kita juga tau,
hidup terjajah seperti jaman dahulu itu sangat membuat sengsara. Maka sudah
seharusnya kita yang hidup pada saat ini, yang sudah terlepas dari jajahan,
yang sudah banyak menemukan teknologi canggih, kita pertahankan kemerdekaan
kita ini. Dan ingat, jangan mau kita diajjah lagi. Jangan lagi kita dijajah
oleh kemiskinan, kebodohan. Jangan mau kita diperbudak teknologi.
Bangsa yang baik dan besar adalah bangsa yang menghargai
jasa para pahlawannya.
Tetapi bukan hanya menghargai, namun harus kita contoh dan
kita lakukan ya :D hehe…
Terima kasih untuk para pahlawan yang sudah membuat
Indonesia terlepas dari jajahan.
Terima kasih bapak proklamator Indonesia, yaitu Bapak Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta, jasa dan pengabdian para pahlawan akan selalu
terkenang dalam sanubari.
Salam Pemuda!
Hidup Pemuda-Pemudi Indonesia!
Bagus yee? Sangking bagusnya malah banyakan penjabaran sejarah daripada pendapat. Sama nyosor ke kemerdekaan... -_-
Kelas 8B, apa terlalu rajin sampe-sampe gak dibuat-buat karangannya... -_-
Nah selanjutnya dari kelas 8C
Setiap tanggal 28 Oktober, Bangsa Indonesia memperingati
Hari Sumpah Pemuda. Sumpah yang dimotori oleh pemuda-pemudi Indonesia pada
tanggal 28 oktober 1928, bertempat di jl. Kramat Raya No. 106. Pemuda-pemudi
Indonesia bersatu dalam suatu kongres Pemuda Indonesia, yang artinya merumuskan
sebuah sumpah, yaitu sebagai berikut:
Pertama - Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe Bertoempah
Darah Jang Satoe, Tanah Air Indonesia.
Kedua - Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe Berbangsa
Jang Satoe, Bangsa Indonesia.
Ketiga - Kami Poetra dan Poetri Indonesia mengakoe
Menjoenjoeng Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia.
Djakarta, 28 Oktober 1928.
Para pemuda bersatu tanpa memandang suku dan darimana mereka
berasal. Mereka bersatu untuk menghadapi kekejaman kolonialisme. Meskipun
mereka menggunakan bahasa daerah dan dialog yang berbeda-beda. Mereka mengakui
bahwa mereka menggunakan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.
Bangsa Indonesia
memiliki hal-hal yang dibutuhkanuntuk maju. Ada baiknya kita melihat sisi baik
dan positif dari apapun. Meskipun ada hal buruk yang dimiliki bangsa ini.
Sumpah Pemuda sebagai tonggak sejarah perjuangan yang
bersifat Nasional, melipuiti seluruh wilayah Nusantara mencapai cita-cita
bersama. Pda kongres ini pulalah diperkenalkan lagu kebangsaan Indonesia Raya 3
stanza oleh Wage Rudolf Supratman. Ketiga kalimat Sumpah Pemuda itu begitu
mengakar kuat di jiwa setiap anak bangsa hingga kemerdekaan pun bisa diraih.
Kini setelah setengah abad lebih bangsa ini merdeka, semangat Sumpah Pemuda
seolah hanya tinggal kenangan dan sejarah masa lalu saja, yang setiap tahun
dirayakan namun tak pernah dipahami. Tak ada lagi semangat cinta tanah air.
Ketika putera bangsa ini belajar keluar negeri karakter ke-Indonesia-annya
telah hilang. Tak ada semangat persatuan dan kesatuan, yang ada hanya egoism.
Bahkan budaya-budaya luhur seperti santun dan bergotong royong sudah sangat
sulit kita temuidalam kehidupan masyarakat bangsa ini.
Sementara itu bahsa Indonesia seolah dianggap bahasa nomor
sekian. Saat ini orang lebih bangga kalau dirinya, anaknya, atau keluarganya
belajar bahasa asing daripada belajar bahasanya sendiri. Inilah tugas kita
bersama sebagai generasi penerus bangsa untuk bangkit, memulai diri pribadi
kita masing-masing untuk kembali menghidupkan jiwa Indonesia dalam diri kita
sebagai manusia Indonesia. Supaya diri keIndonesiaan yang telah diikrarkan oleh
para pendahulu tidak hilang dan lenyap. Bersama mari mengIndonesiakan
Indonesia.
Goood, selanjutnya dari kelas...
7A:
Pemuda saat ini berbeda dengan yang dulu. Dari semangat
sikap dan beragama. Dahulu pemuda Indonesia mempunya sikap, semangat, dan
beragama yang baik. Sedangkan pemuda sekarang
lebih mudah mengeluh, membantah orang tua, pergaulan bebas yang
negatif, dan tidak mengerti apa artinya agama dan Tuhan.
Para pemuda saat ini
mengaggap Hari Sumpah Pemuda dengan sebelah mata. Mereka tidak tau bahwa dihari
itulah pemuda Indonesia berjuang untuk membangun Indonesia dengan semangat
pemuda-pemudi.Kita sebagai pemuda-pemudi Indonesia harus bisa mencontoh
pemuda-pemudi dahulu. Yaitu rajin, jujur, disiplin, saling menghormati, dan
berada di jalan Tuahn Yang Maha Esa. Kita juga harus saliong membangun
Indonesia yang makmur dan damai demi kepentingan kita semua dan tentunya
tentang para pemuda-pemudi Indonesia.
“Komitmen yang baik bukanlah dari kata-katanya
saja. Tetapi komitmen yang berawal dari kemampuan kita merubah diri menjadi
yang lebih baik.”
Bagus juga, dan menarik. Tapi apa semua pemuda tidak tau agama dan Tuhan, hehehe... Namun catatan dari 7A tersebut patut untuk direnungkan...
Selanjutnya dari 7B, wihh 7B tuh karangannya bagus banget. Isinya sangat merefleksikan kita smeua sebagai pemuda. Sangking bagusnya dari Internet, ehh maksudnya sangking bagusnya karangannya mimin jadi gak sanggup nulisnya. -_-
Untuk 7C, menyusul yaa. ^_^
Ya, itulah hasil jerih payah setiap kelas, entah jerih payah mencari di Internet, atau mikir sendiri... Tapi kalau semua disimpulkan maka akan menghasilkan satu pemikiran. Yaitu: "Sebagai pemuda, hendaknya kita meneruskan perjuangan dengan belajar. Dan sebagai pemuda hendaknya tidak melupakan nilai-nilai bangsa sendiri". Ya, itulah intisari dari semua karangan tadi. Tapi apakah kita sudah melaksanakannya? Belum! Melalui Hari Sumpah pemuda ke-86 ini. Kita sebagai pemuda seharusnya dapat mengamalkan nilai intisari tadi. Belajar, dan tidak melupakan nilai-nilai luhur bangsa. Dimasa kini, kita lebih senang membaca sms, daripada cerita rakyat. Lebih senang dengan lagu "sakitnya tuh disini", dibanding, lagu daerah. Kita tak perlu memungkiri fakta tak terbantahkan tersebut. Ya sudah terjadi, mau dikata apa? Tidak ada gunanya menyalahkan siapapun, mulailah kini menata diri. Menata diri dengan nilai-nilai luhur bangsa seperti sopan-santun, musyawarah, gotong royong, dsb. Awalnya memang sulit. Tetapi kita harus optimis pasti bisa!
Mulailah semua itu dari sekarang, jangan ditunda-tunda lagi. Tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai, ingat karangan tersebut ditujukan untuk direfleksikan. BUKAN UNTUK FORMALITAS. Jangan sampai refleksi tersebut hanya menjadi omong kosong. Terakhir mimin akan mengutip pernyataan yang patut untuk diresapi dari 8C, "Bersama mari mengIndonesiakan
Indonesia". Salam perubahan!
Nb:
Terima kasih untuk setiap kelas, karena membuat tangan saya keriting untuk mengetik karangannya.
^_^
Senin, 20 Oktober 2014
Pemimpin Baru Harapan Baru
^
Gambar bersumber dari bisnis.liputan6.com
Ya OSIS turut berbahagia atas dilantiknya Bapak Ir. Joko Widodo dan Bapak Drs. Moh. Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden RI. Setelah pergulatan panjang selama pemilihan, akhirnya kita sampai ke pelantikan pemimpin baru. Dalam pelantikan pak JokoWi-JK kita mendengar pidato perdana pak JokoWi. Mimin akan mengutip penggalan kalimat pidatonya: "Kini saatnya, kita menyatukan hati dan tangan. Kini saatnya,
bersama-sama melanjutkan ujian sejarah berikutnya yang maha berat, yakni
mencapai dan mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik,
berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan". Ya inilah saatnya, seharusnya kita bisa bersatu dalam satu keluarga untuk maju bersama. Sebagai keluarga Mardi Yuana, hendaknya kita bisa toleran, mau bekerja sama, dan bersifat inklusif. Membuat perbedaan menjadi kekuatan.
Kutipan ini sangat menyentuh bagi kita yang terdiri dari berbagai macam etnis, budaya, suku, agama, dsb. Seharusnya kita bisa bersama-sama menuju kemajuan. Maju dan dapat berdiri di atas kaki sendiri. Kita bisa memulai dengan lingkup kecil yaitu keluarga dan kelas kita. Hendaknya kita dapat bekerja sama dengan anggota keluarga maupun didalam kelas. Namun kali ini mimin akan menyoroti kebersamaan didalam kelas. Seringkali kita tidak mau bekerja sama dengan teman kita. "Ahh gak mau ahh sama si cabe mahh.. ", "Ahh dia mah gak kerja bu!", "Dih, sekelompok sama si ampas." Kita tidak perlu munafik, bawasanya kita terkadang seperti itu. Stop! Jangan lagi kita bersikap eksklusif. Mulai bangun tradisi baru! Mulailah untuk mau bekerja sama menuju kemajuan bersama. Memang pada awalnya akan sulit, apalagi kalau sudah terbiasa dengan sifat seperti itu. Namun, tidak akan ada kata terlambat untuk berubah menjadi baik. Ayo sadari dan berubah! Menuju Indonesia baru yang hebat, dnegan cara kecil seperti yang mimin sebutkan.
Selanjutnya mimin mengutip lagi pidato Pak JokoWi yang berbunyi: "Saya yakin, Negara ini akan semakin kuat dan berwibawa jika semua
lembaga negara bekerja memanggul mandat yang telah diberikan oleh
Konstitusi". Ya, apa yang dapat kita resapi dari penggalan kalimat diatas? Hendaknya kita bisa melaksanakan hak dan kewajiban-kewajiban yang sudah diberi pada kita. Selayaknya kita sebagai siswa dapat membawa kemajuan dnegan melaksanakan belajar sebagai kewajiban. Masa? Beneran tah kalo belajar bisa bawa perubahan? Ya, ada keterkaitan antara pemenuhan kewajiban dengan kemajuan bangsa. Kita semua adalah penerus bangsa, bayangkan jika kita semua tidak dapat menguasai materi di sekolah. Bagaimana dewasa kita? Mungkin Bu Endang akan bilang gobloke, tapi akan menjadi fatal apabila penerus bangsa tidaklah berkualitas. Kualitas seperti apa? Apa hanya akademik? Tidak! kualitas yang diperlukan bangsa adalah akademik, moral, dan karakter. Ketiganya haruslah kita mulai tanam sedini mungkin. Emangnya ada pelajaran karakter di SMP? Tidak! Tidak secara langsung. Dalam hidup bersekolah kita, kita belajar untuk memulai karakter yang
baik.
Karakter untuk hidup bermasyarakat yang baik seperti: Sopan santun, memberi sapa kepada sesama, menyalam guru, dsb. Juga tidak berbuat yang tidak lazim seperti mencuri, dsb. Ini harus kita mulai dari sekarang. JIka kita dapat mengembangkan ketiganya, bukankah nanti Indonesia dapat semakin maju? Bagaiomana jika ketiganya tidak sejalan-seirama? Maka akan terjadi seperti yang sekarang terjadi. Orang pintar jadi bos tapi kerjanya korupsi, orang yang baik malah dibodoh-bodohi orang licik, hanya orang yang punya uang yang berkuasa, dsb. Bagaimana negara dapat maju, jika cara menjalankan negara dilaksanakan dengan ketidak benaran diatas. Memang semua orang tidak akan ada yang pernah sempuran dalam arti benar-benar bersih hidupnya. Namun kita tidak dapat stag/ terbatas hanya dalam kondisi tersebut. Perlu ada kesadaran untuk maju dengan cara memanggul kewajiban masing-masing. Dalam konteks yang dibicarakan tadi yaitu kewajiban pelajar untuk belajar.
Selanjutnya mimin mau membahas kutipan: "Inilah, momen sejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama untuk bekerja…bekerja… dan bekerja". Setelah ada rasa mau bekerja sama dan toleran, dan sudah mulai sadar untuk mau menanggung tanggung jawab. Yang selanjutnya dilakukan adalah prakteknya! Selayaknya pelajaran, ketika kita mengerti teori. Kita akan melanjutkan dengan praktek yaitu bekerja. Apa jadinya kalau kita berteori baik namun tidak mempraktekannya? Maka sama saja bohong. Jadi harus ada juga kesadaran bersama untuk mau bekerja membangun bangsa mulai dari lingkup kecil. Contohnya, untuk kemajuan bersama di kelas. Kita harus mau berkerja sama, mau bekerja, mau berkorban, dan mau kena resiko pekerjaan. Contoh ketika ada HUT MY. Apa jadinya kalau suatu kelas tidak ada yang mau iktu lomba? Pasti kalah. Namun kalau semua mau secara sinergis bekerja dan berkorban, maka hasilnya akan sungguh nikmat. Tapi kalau gagal? Jangan berputus asa, tidak selamanya kita akan kalah. Kekalahan hanyalah awal kesusksesan bagi yang mau belajar, dan bekerja dari kesalahannya. Dan dengan restu Tuhan Yang Maha Esa, pasti kita berhasil.
Kutipan lain yang ingin disebut yaitu:"Kerja
besar membangun bangsa tidak mungkin dilakukan sendiri oleh Presiden,
Wakil Presiden ataupun jajaran Pemerintahan yang saya pimpin, tetapi
membutuhkan topangan kekuatan kolektif yang merupakan kesatuan seluruh
bangsa." Nah, hendaknya kita mau saling tolong menolong, bukan hanya membebankan satu pekerjaan pada satu pemimpin. Bukankah jika semua orang mengambil bagian pekerjaan jadi makin mudah?
Yang terakhir, kutipan yang bagus sekali ini berbunyi: "Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-saudara sebangsa dan
setanah air untuk mengingat satu hal yang pernah disampaikan oleh
Presiden Pertama Republik Indonesia, Bung Karno, bahwa untuk membangun
Indonesia menjadi negara besar, negara kuat, negara makmur, negara
damai, kita harus memiliki jiwa cakrawarti samudera; jiwa pelaut yang
berani mengarungi gelombang dan hempasan ombak yang menggulung." Dalam perjalanan menuju kemajuan, kita pastinya akan emngahadapi berbagai rintangan yang menghadang. berbagai cobaan akan menguji kita. Ya terkadang, kita berputus asa atas cobaan yang ada. Tapi teman ingat! Wright bersaudara disebut orang gila sampai akhirnya menciptakan pesawat. yang malah membuat gila orang yang menyebutnya gila. Tidak selamanya hadangan adalah hadangan, dapat saja hadangan menajdi pembelajaran. Dengan hadangan, kita semakin bersemangat untuk maju bersama-sama.
Sekian dari mimin, tapi terakhir untuk apa sih pembahasan pidato perdana Pak JokoWi? Sesuai dengan Visi-Misi OSIS 2014 untuk maju bersama secara kreatif dan aktif, dengan cara positif, berdemokrasi, dan toleran. Mimin ingin kita dapat peduli perkembangan demokrasi di Indonesia, dan juga mimin yang mewakili seluruh jajaran Pengurus OSIS. Ingin supaya kita semua dapat belajar dari pidato perdana Pak JokoWi. Belajar untuk maju bersama secara bergotong royong, dan tidak berputus asa. Mungkin pembaca sudah lelah juga ya hehehe. Sedikit (banyak kale) yang mimin sampaikan dan terima kasih. Salam tiga jari, persatuan Indonesia!
^_^
Minggu, 19 Oktober 2014
HPS, Formalitas atau Diperlukan?
^
Manusia-manusia rakus selama HPS 2014 di SMP MYS
Yoo kawan, gak kerasa kalau HPS (Hari Pangan Sedunia) udah kita rayain. Selain lomba cepet-cepetan jejelin pisang dan ubi sampai bermuntah ria. Kita juga udah lomba menata makanan, walau akhirnya malah jadi buang-buang makanan. Yah, rasa-rasanya ada yang kurang (ya kurang, wong gak nonton geh). Apa yang kurang? Apa hayooo?
Sebenernya apa sih yang
kurang? Gaje lho ya OSISnya nih, nanya-nanya hal yang aneh. Wong udah selesai
kok jejelin pisangnya. Apalagi yang kurang? Kurang muntahnya? Ya kurang, kurang
"meresapi makna sebenarnya dari
Hari Pangan Sedunia". Jelas? Kita ngerayain HPS cuma
karena disuruh OSIS ehh maksudnya cuma untuk memperingati HPS. Ya karena
sekolah Katolik harus ikut serta merayakan HPS. Tapi kita tidak sadar, tidak
mengerti arti sebenarnya dari adanya Hari Pangan Sedunia. Seharusnya dengan
adanya HPS, kita sadar untuk:
1. Tidak Menyia-Nyiakan Makanan
Yah, yang pertama tidak
menyia-nyiakan makanan yang ada. Sering kali setelah kita makan walaupun masih sisa dan kenyang,
kita bilang: "Makkkk, kenyaaaang! Udah ahh". Atau kalau punya nyali
gede biar gak ditabok mama, nyelinep ala Sapiderman. Truss dengan bangga karena
gak ketauan, dibuanglah makanan itu. Padahal teman! Menurut FAO pada Oktober
2013, 1 dari 8 manusia di dunia itu sebenarnya mengalami kelaparan kronis.
Bayangin 1/8 kali 7 koma sekian miliar = Itung sendiri! Hahaha, jadi ada
sekitar 815 juta orang yang lapar kronis. Bayangin yang laper bingit ada 815
juta orang = hampir 3 1/2 kali warga Indonesia tahun 2010 = hampir 78 kali
warga Banten Juni 2013 = hampir 1211 warga Kota Serang Juni 2013. Ya, data yang
mencengangkan dan itu masih yang lapar kronis. Belum yang agak laper banget, laper, dan sedikit laper kaya saya. Sementara kita asik tiap hari buang makanan. 815 juta warga
dunia malah sangat butuh benda yang kita buang itu.
1+1. Menghargai Sesama
Ya,
dengan HPS kita diharapkan untuk menumbuhkan rasa kemanusiaan terhadap sesama
dengan konteks (wuhh bahasanya itu lho) Pangan. Maksudnya apa min? Entah
sayapun gak ngerti hahaha. Jadi maksudnya dengan HPS hendaknya kita lebih
peduli dengan sesama yang membutuhkan pangan. Contoh sederhana saja, pernahkah
terbayangkan memberi makan pada pengemis yang lewat didepan rumah? Jangan kita
berpikiran, ahh itu mah mereka aja males kerja. Atau, ahhh mereka nanti
keenakan, nanti malah bawa saudara, anak, sama keluarga besar mereka lagi. Lho,
inilah cara berpikir salah, jangan selalu curiga dengan sesama, kalu kita
ditipu itu urusan yang menipu kan? Yang penting kita sudah memberi dengan ihklas
(lho malah bahas soal ihklas gak ihklas ya hahaha). Atau dalam skala besarnya
kita menyumbang kepada panti asuhan terdekat untuk kebutuhan pangan mereka. Itu
lebih dijamin tersampaikan kepada yang benar-benar malang. Kan gak ada panti
asuhan palsu, iya nggak?
4/2+1. Sadar Akan Pangan Sebagai Kebutuhan Bangsa
Kita sebagai warga Negara yang baek, atau
seenggak-enggaknya mencoba jadi warga Negara baek lah… harus bisa mebela Negara
(wush materi PKn kelas 9 nih, semoga Bu Agnes baca dan dapet nilai tambahan,
yes!). Salah satunya adalah membela ketahanan pangan Negara. Jadi, kita yang
berusaha baek ini (walau ada yang kurang ajar juga), seenggaknya berusaha mendukung pangan Nasional dengan cara:
1. Makan Pangan dari Negara Sendiri
Emangnya
pangan Negara kita buruk? Enggak kan? (bukan enggak salah lagi lho ya!). Pangan
Indonesia itu gak kalah lho dengan pangan Negara lain (bukan gak kalah banyak
racunnya ya!). Pangan Indonesia itu berkualitas men! Kalau ada berita kalau
beras merk blablabla asal Negara sendiri dioplos (kaya lagu aje). Atau makanan
ini diapa-apain, digrepeh-grepeh pake apaan gitu. Kan cuma sedikit? Gak semua
pangan Nasional kaya gitu kan? Lah kalo kaya gitu udah aja wafat berjamaah.
Tapi pangan kita itu gak kaya gitu. Pangan kita (moga-moga) hampir 100% sehat,
aman, dan berkualitas.
2. Mendukung
Petani Kita
Para petani, baik petani padi,
ubi dan pisang (jadi inget lomba haha), petani lainnya pun (bukan petani opium
lho ya!) harus kita dukung. Baik didukung kerjanya, jaminan hidupnya, jaminan
hasil kerjanya, dan segala tetek-bengek hidupnya. Lho kok harus? Ya iya harus,
kalo gak ada mereka tewaslah kita gak ada pangan. Gak ada yang manen beras, gak ada yang bertani ikan, gak ada yang manen buah dan sayur, gak ada yang meres tete sapi lagi (maksudnya peternak sapi). Mereka juga manusia yang
butuh kebutuhan baik yaitu: kebutuhan biologis (ya tau sendiri lah kebutuhan biologis apaan
hehe), jaminan hidup, dll. Kita harus dukung semua itu. Caranya? Bisa dengan
yang nomor satu tadi, bisa dengan langsung membantu baik dengan uang, dll
kepada petani. Bisa dengan menyuarakan kepada pemerintah untuk membuat
kebijakan pro-petani. Ini harus kita laksanakan!
3. Dukung
Juga Pemerintah
Pemerintah harus didukung,
jangan pas enak dipuji, pas gak enak dijatohin. Itu salah men! (Walau mimin juga) Kita harus dukung
pemerintah dengan melaksanakan segala kebijakan yang baik tentang pangan.
Dengan itu pemerintah aman, kita pun senang (bukan kita pun menderita ya!).
Memang sulit, tapi kalo bukan kita siapa lagi? Kalo bukan sekarang, kapan lagi? Jangan kita berprasangka buruk soal pemerintah. Ya nanti kalo didukung malah korupsi lah, malah skandal lah sama cabe-cabean dll. Ingat gak semua pemerintah itu buruk. Mayoritas baik kok. Contohnya pak JokoWi, Bu Risma, Pak Ridwan, Pak Ahok, mereka tokoh luar biasa yang memajukan daerahnya.
4. Dukung
Pangan Dengan Metode Sendiri
Selain cara-cara yang tadi mugi-mugi
bermanpaat tadi, kita bisa melakukannya dengan cara sendiri. Bisa dengan ikut LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) untuk Pangan, bisa dnegan mengkampanyekan pangan lewat mana
saja (jangan lewat jalur belakang ya hehehe), bisa dengan membuat komunitas
pro-pangan sendiri, bisa ngusulin ke OSIS tentang bagaimana pro-pangan di
sekolah.
Dan terakhir:
Ikuti program Sabtu Sehat
dengan baik (promo nih ye!) hahaha.
Yo, sekian dari saya. Ingat!
HPS bukan formalitas, tapi harus dimaknai, diresapi, dan dilaksanakan. Jangan apatis, harus mau peduli dengan pangan kita. Jangan optimis pangan berantakan namun optimis bahwa pangan kita bisa mencukupi semua orang. ^_^
Penulis: k’tOS
Rabu, 20 Agustus 2014
Tujuh Belasan Unik
Selamat pagi, siang sore, atau malam! :)
Udah agak lama juga nih nggak update blog. Biasa, adminnya sibuk. Sibuk modusin cewek ngeblog di blog pribadinya. Udah tau kan blog pribadinya? Apa kamu nggak tau? Duh kasian.. nih klik tombol ini aja deh.
Emm apa kabar kalian semua? Baik kan? Udah baik aja ya. :D
Gini.. masih pada inget nggak sih tujuh belasan kalian ngapain?
Iya bener. Tujuh belasan kemarin kita upacara. Gimana keren nggak paskibnya? :D
Pada postingan kali ini, mimin bakal ngeshare yang lain dari tujuh belasan. Iya mimin mau share foto-foto tentang tujuh belasan. Eits.. bukan waktu upacara, tapi sebelum upacara.
Gini.. masih pada inget nggak sih tujuh belasan kalian ngapain?
Iya bener. Tujuh belasan kemarin kita upacara. Gimana keren nggak paskibnya? :D
Pada postingan kali ini, mimin bakal ngeshare yang lain dari tujuh belasan. Iya mimin mau share foto-foto tentang tujuh belasan. Eits.. bukan waktu upacara, tapi sebelum upacara.
------------------------
Ada yang berbeda pada upacara tujuh belasan kemarin. Bukan.. bukan, pembinanya bukan Sun Go Kong kok. Jadi.. ada salah satu murid MYS yang beda dari yang lain. Mau tau bedanya apa? Anak ini habis upacara bukannya pulang kerumah tapi malah selfie. Yak inilah Dhimas!
Dan ada hal beda di upacara kali ini..
IYA, OSIS SMP MYS PAKE LOGO HUT RI GAUL!
Logo ini diambil dari KDRI. Iyak, itu Kementrian Desain Republik Indonesia. Jadi biar nggak bosen ngeliat pertambahan bendera mulu tiap tahun, jadi pake logo itu.
GAUL YA!
Ya, sekian dari mimin.
Langganan:
Komentar (Atom)
















